Sabtu, 31 Desember 2011

ASKEP Hypopituitarisme

A.     PENGERTIAN
·        Hipopituitarisme adalah hilangnya sebagian atau seluruh fungsi lobus anterior kelenjar hipofisa.
·        Hypopituitarisme merupakan kelainan fungsi kelenjar hipofisis yang mencakup gangguan akibat kekurangan hormone growth hormon

B.     ETIOLOGI
1.      Penyebab yang secara primer mempengaruhi kelenjar hipofisa (hipopituitarisme primer):
·         Tumor hipofisa
·         Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan hebat, bekuan darah, anemia)
·         Infeksi dan peradangan
·         Sarkoidosis atau amiloidosis
·         Penyinaran
·         Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan
·        Penyakit autoimun.

2.      Penyebab yang secara primer mempengaruhi hipotalamus (hipopituitarisme sekunder) :
·        Tumor hipotalamus
·        Peradangan
·        Cedera kepala
·        Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya akibat pembedahan.

C.     MANIFESTASI KLINIS
Hipopituitarisme mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin yang dirangsang oleh hormon-hormon hipofisa anterior, karena itu gejala bervariasi tergantung kepada jenis hormon apa yang kurang.
Gejala-gejalanya biasanya timbul secara bertahap dan tidak disadari selama beberapa waktu, tetapi kadang terjadi secara mendadak dan dramatis.
Bisa terjadi kekurangan satu, beberapa atau semua hormon hipofisa anterior. Kekurangan gonadotropin (LH dan FSH) pada wanita pre-menopause bisa menyebabkan:
·        terhentinya siklus menstruasi (amenore)
·         kemandulan
·        vagina yang kering
·         hilangnya beberapa ciri seksual wanita.

Pada pria, kekurangan gonadotropin menyebabkan:

·        impotensi
·        pengkisutan buah zakar
·        berkurangnya produksi sperma sehingga terjadi kemandulan
·        hilangnya beberapa ciri seksual pria (misalnya pertumbuhan badan dan rambut wajah).

Kekurangan gonadotropin juga terjadi pada sindroma Kallmann, yang juga menderita:

·        celah bibir atau celah langit-langit mulut
·        buta warna
·        tidak mampu membaui sesuatu.

Kekurangan hormon pertumbuhan pada dewasa biasanya menyebabkan sedikit gejala atau tidak menyebabkan gejala; tetapi pada anak-anak bisa menyebabkan lambatnya pertumbuhan, kadang-kadang menjadi cebol (dwarfisme).

Kekurangan TSH menyebabkan hipotiroidisme, yang menimbulkan gejala berupa:

·        kebingungan
·        tidak tahan terhadap cuaca dingin
·        penambahan berat badan
·        sembelit
·        kulit kering.

Kekurangan kortikotropin saja jarang terjadi; bisa menyebabkan kurang aktifnya kelenjar adrenal, yang akan menimbulkan gejala berupa:
·        lelah
·        tekanan darah rendah
·        kadar gula darah rendah
·        rendahnya toleransi terhadap stres (misalnya trauma utama, pembedahan atau infeksi).

Kekurangan prolaktin yang terisolasi merupakan keadaan yang jarang terjadi, tetapi bisa menjelaskan mengapa beberapa wanita tidak dapat menghasilkan air susu setelah melahirkan.
Sindroma Sheehan merupakan suatu komplikasi yang jarang terjadi, dimana terjadi kerusakan sebagian kelenjar hipofisa. Gejalanya berupa lelah, rontoknya rambut kemaluan dan rambut ketiak serta ketidakmampuan menghasilkan air susu.

D.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan Laboratorium
Pengeluaran ketosteroid dan hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun
2.       Pemeriksaan Radiologik
a.       Foto polos kepala
b.       Polimografi berbagai arah
c.       CT Scan
d.       Angiografi serebral
3.       Pemeriksaan lapang pandang
a.       Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan
b.       Adanya tumor hipofisis yang menekan kiasma optic
4.       Pemeriksaan Diagnostik
a.       Pemeriksaan kartisol, T3, T4, serta estrogen atau testosterone
b.       Pemeriksaan ACTH, TSH dan LH
c.       Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan dengan melakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum.
d.       Tes provokatif


E.      PENATALAKSAAN MEDIS
1.       Kausal
Bila disebabkan oleh tumor, umumnya dilakukan Radiasi. Bila gejala-gelaja tekakan oleh tumor progesif dilakukan terapi pembedahan atau operasi.
2.       Terapi subtitusi
a.       Hidrokortison antara 20-30 mg sehari diberikan per-os, umunya disesuaikan dengan siklus harian sekresi steroid yaitu 10-15 mg waktu pagi, 10 mg waktu malam, prednisone dan deksametason tidak diberikan karena kurang menyebabkan retensi garam dan air, bila terdapat stress (infeksi, operasi, dan lain-lain), dosis oral dinaikan atau diberikan parenteral.
b.       Puluis tiroid/tiroksin diberikan setelah terapi diberikan hidrokortison.
c.       Testosteron pada laki-laki berikan suntikan testosteron enantot atau testosteron siprionat 200 mg intra muskuler tiap 2 minggu.
d.       Estrogen diberikan pada wanita secara siklis untuk mempertahankan siklus haid. Berikan juga androgen dengan dosis setengah dosis pada laki-laki, hentikan bila ada gejala virillisasi “growth hormone” .
e.       Difesiensi hormone hos diobati sebagai berikut : penggantian GH untuk difesiensi GH pada anak-anak, tiroksin dan kortison untuk difesiensi TSH dan ACTH, penggantian androgen atau estrogen, untuk difesiensi gonadotropin sendri dapat diobati dengan penyuntikan FSH dan HCG.




















TINJAUAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antaramencakup:
a.       Riwayat penyakit masa lalu
Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien,serta riwayat radiasi pada kepala.
Sejak kapan keluhan diarasakan
Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedangdefisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja.
Apakah keluhan terjadi sejak lahir.
Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien kretinisme
b.       Kaji TTV dasar untuk perbandingan dengan hasil pemeriksaan yangakan datang.
c.       Berat dan tinggi badan saat lahir atau kaji pertumbuhan fisik klien.Bandingkan perumbuhan anak dengan standar
d.       Keluhan utama klien:
1.       Pertumbuhan lambat.
2.        Ukuran otot dan tulang kecil.
3.       Tanda  tanda seks sekunder tidak berkembang, tidak ada rambutpubis dan rambut axila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid, dan lain  lain.
4.       Interfilitas
5.       Impotensi
6.       Libido menurun
7.       Nyeri senggama pada wanita
e.       Pemeriksaan fisik
1.       Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukur BB dan TB, amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axila dan pubis padaklien pria amati pula pertumbuhan rambut wajah (jenggot dankumis).Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar.Tergantung pada penyebab hipopituitary, perlu juga dikaji data lainsebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor makaperlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi serebrum dan fungsinervus kranialis dan adanya keluhan nyeri kepala.
2.        Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan kliendalam memenuhi kebutuhan dasarnya

f.        Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti :
1.        Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika.
2.       Pemeriksaan serta serum darah : LH dan FSH GH, androgen,prolaktin, testosteron, kartisol, aldosteron, test stimulating yangmencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid releasinghormone.


DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.       Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
b.       Koping individu tak efektif berhubungan dengan kronisitas kondisi penyakit
c.       Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh
d.       Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmisi impuls sebagai akibat penekanan tumor padanervus optikus,


INTERVENSI KEPERAWATAN
1.      Perubahan citra t ubuh  yang  berhubungan dengan  perubahan penampilan  fisik 
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien memiliki kembalicitra tubuh yang positif dan harga diri yang tinggi.
Kriteria Hasil :
 Melakukan kegiatan penerimaan, penampilan misalnya: kerapian,pakaian, postur tubuh, pola makan, tanggung jawab peran
Intervensi :
1.       Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan.
R/ Agar perawat dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh klien sehubunganperubahan tubuhnya.
2.       Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi  segi positif yang dapatdikembangkan oleh klien.
R/ Agar klien mampu mengembangkan dirinya kembali.
3.       Yakinkan klien bahwa sebagioan gejala dapat berkurang dengan pengobatan(ginekomastia, galaktorea)
R/Aagar klien tetap optimis dan berfikir positif selama pengobatan

2.       Koping  Individu  tak efektif  berhubungan  dengan kronisitas kondisi penyakit 

Tujuan :
Setelah dilakuan tindakan keperawatan tingkat koping individumeningkat.
Kriteria Hasil :
Klien dapat mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan keadaanemosional.Klien dapat membuat keputusan dan dilanjutkan dengan tindakan yang sesuai /mengubah situasi provokatif dalam lingkungan personal.

Intervensi :
1.       Kaji status koping individu yang ada.
R/ Meningkatkan proses interaksi sosial karena klien mengalamipeningkatan komunikatif.
2.       Berikan dukungan jikaindividu berbicara.
R/ Klien meningkatkan rasa percaya diri kepada orang lain.
3.       Bantu individu untuk memcahkan masalah (problem solving).
R/ Dengan berkurangnya ketegangan, ketakutan klien akan menurun dantidak mengucil/mengisolasikan diri dari lingkungan.
4.       Instruksikan individu untuk melakukan teknis relaksasi, dalam proses teknik pembelajaran penatalaksanaan stress.
R/ Ketepatan penanganan dan proses penyembuhan.
5.       Kolaborasi dengan tenaga ahli psikologi untuk proses penyuluhan.
R/ Klien mengerti tentang penyakitnya

3.       Harga diri Rendah berhubungan dengan Perubahan Penampilan Tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan harga diri meningkat.
Kriteria hasil :
Mengungkapkan hasil perasaan dan pikiran mengenai diri.Mengidentifikasikan dua atributif positif mengenai diri.
Intervensi :
1.       Bina hubungan saling percaya perawat dan klien.
R/ Rasa percaya diri meningkat, pasien menerima kenyataan akanpenampilan tubuh.
2.       Tingkatkan interaksi sosial.
R/ Pasien akan merasa berarti, dihargai, dihormati, serta diterima oleh lingkungan.
3.       Diskusikan harapan /keinginan / perasaan.
R/ Dengan cara pertukaran pengalaman perasaan akan lebih mampu dalammencegah faktor penyebab terjadinya harga diri rendah.
4.       Rujuk ke pelayanan  pendukung.
R/ Memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan pengalaman yangs ama
















Tidak ada komentar: