Selasa, 03 September 2013

Askep HIPOGLIKEMIA


A.    Pengertian
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang dari 50 mg/%.
Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemi adalah:
-          Diabetes melitus
-          Parenteral nutrition
-          Sepsis
-          Enteral feeding
-          Corticosteroid therapi
-          Bayi dengan ibu dengan diabetik
-          Bayi dengan  kecil masa kehamilan
-          Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika
-          Luka bakar
-          Kanker pankreas
-          Penyakit Addison’s
-          Hiperfungsi kelenjar adrenal
-          Penyakit hati





Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
-          Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan  sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.

-           Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.

-          Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus  sehingga terjadi peningkatan metabolisme  yang memerlukan banyak cadangan glikogen.

-          Berulang  ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.

A.    Fokus Pengkajian
Data dasar yang perlu dikaji adalah :
1.      Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.

2.      Riwayat :
-          ANC
-          Perinatal
-          Post natal
-          Imunisasi
-          Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
-          Pemakaian parenteral nutrition
-          Sepsis
-          Enteral feeding
-          Pemakaian Corticosteroid therapi
-          Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
-          Kanker

3.      Data fokus
   Data Subyektif:
-          Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
-          Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin
-          Rasa lapar (bayi sering nangis)
-          Nyeri kepala
-          Sering menguap
-          Irritabel

Data obyektif:
-          Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
-          Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma
-          Plasma glukosa < 50 gr/%




B.     Diagnose dan Rencana Keperawatan

1.      Resiko  komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi

Rencana tindakan:
-          Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan
-          Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
-          Monitor vital sign
-          Monitor kesadaran
-          Monitor  tanda gugup, irritabilitas
-          Lakukan pemberian susu manis  peroral 20 cc X 12
-          Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
-          Cek BB setiap hari
-          Cek tanda-tanda infeksi
-          Hindari terjadinya hipotermi
-          Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 %  IV
-          Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit

2.      Resiko  terjadi infeksi berhubungan dengan  penurunan daya tahan tubuh
Rencana tindakan:
-          Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan
-          Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril
-          Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.
-          Perhatikan kondisi feces bayi
-          Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.
-          Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.
-          Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.

3.      Resiko  Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan  peningkatan pengeluaran keringat
-          Cek intake dan output
-          Berikan cairan  sesuai dengan  kebutuhan bayi /kg BB/24 jam
-          Cek turgor kulit bayi
-          Kaji intoleransi minum bayi
-          Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI

4.      Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan  hipoglikemi pada otot
-          Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari
-          Lakukan fisiotherapi
-          Ganti pakaian bayi secara teratur dan atau jika kotor dan basah.


Tidak ada komentar: