BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Angka kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah salah satu indikator penting untuk
mengukur status kesehatan masyarakat. Angka kematian Ibu ( AKI ) di indonesia
228 per 100.000 kelahiran hidup Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2010. Hal ini merupakan salah satu masalah nasional yang belum dan sulit
teratasi, angka tersebut cukup tinggi dibandingkan target AKI yang harus
dicapai pada tahun 2015 yaitu per 125 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 2009)
diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah
perdarahan hipertensi dalam kehamilan (eklampsi), infeksi partus lama dan
komplikasi keguguran.
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan
atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan
lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau
penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab lainnya.
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada
kematian obstetrik langsung (direct
obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi bersamaan tetapi
tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan misalnya kecelakaan. Kematian
obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau
penanganannya. Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab ini
adalah pendarahan, infeksi dan abortus. Kematian tidak langsung disebabkan oleh
penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan,
misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria,
dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum.
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka
kematian ibu di Indonesia adalah salahsatunya dengan memberikan pengawasan pada
ibu hamil sacara teratur. Gangguan yang sering kita jumpai pada kehamilan
adalah mual dan muntah dalam 16 minggu pertama, kurang lebih 66% wanita hamil
trimester pertama mengalami mual mual dan 34% mengalami mual di sertai muntah, dan
jika wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan di minum hingga berat
badannya sangat turun,turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul
asetonuri.
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi ketika
muntah terjadi sangat hebat dan dapat mengarah pada kekurangan cairan tubuh dan
kehilangan berat badan. Mual (nausea)
dan Muntah (Vomitus) adalah hal yang normal dan sering ditemukan
dalam kehamilan terutama pada trimester pertama tetapi akan berubah tidak
normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus dan mengganggu
keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh.
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan
komplikasi mual muntah pada kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian
ibu. Mual dan muntah bila terjadi terus menerus dapat menyebabakan dehidrasi
dan jika dehidrasi tidak mendapatkan penanganan yang baik maka akan membahayakan
nyawa ibu dan bayi. Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan pula karena
kurangnya asupan gizi untuk wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan semua sehingga dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat
menyebabkan perdarahan kemudian syok dan keadaan yang lebih buruk adalah
kematian pada ibu.
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,
perubahan-perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf
disebabkan oleh kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering
terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah
tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering
terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual biasanya
terjadi pagi hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama
kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih
mengalaminya hingga 9 bulan. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan bantuan
perawat dan bidan.
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
obstetri, salah satunya dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk
mengetahui keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu hamil dapat
melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta
melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care (ANC) hendaknya selalu memberikan penjelasan dan
motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil termasuk didalamnya hiperemesis
gravidarum, karena masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi
mual dan muntah yang dialaminya, maka dengan ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena derajat kesehatan
suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.
Di RSU Anutapura Palu yang dalam hal ini dijadikan sebagai tempat
pelaksanaan studi kasus, ditemukan jumlah penderita hiperemesis gravidarum pada
tahun 2010 sebanyak 516 orang, tahun 2011 sebanyak 956 orang, dan tahun 2012
sampai bulan juli 55 orang (Medical Record RSU Anutapura Palu 2012). Melihat
jumlah penderita yang masih cukup banyak tersebut serta peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus
pada pasien dengan penyakit hiperemesis gravidarum di RSU Anutapura Palu.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah “bagaimana
penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan
diagnosa medis Hiperemesis
Gravidarum di ruangan Kasuari RSU Anutapura Palu?”
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan
diagnosa medis Hiperemesis Gravidarum
di ruangan Kasuari RSU Anutapura Palu.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mampu melakukan
pengkajian pada pada Ny. M dengan
diagnosa medis Hiperemesis
Gravidarum di ruangan Kaswari.
b.
Mampu merumuskan
diagnosa pada pada Ny. M dengan
diagnosa medis Hiperemesis
Gravidarum di ruangan Kasuari.
c.
Mampu menyusun rencana
tindakan keperawatan (intervensi) pada pada Ny. M
dengan diagnosa medis Hiperemesis Gravidarum di ruangan Kaswari.
d.
Mampu melakukan
tindakan keperawatan (implementasi) pada pada Ny. M
dengan diagnosa Hiperemesis
Gravidarum di ruangan Kaswari.
e.
Mampu melakukan
evaluasi pada pada Ny. M dengan
diagnosa medis Hiperemesis
Gravidarum di ruangan Kasuari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar