Sabtu, 18 Januari 2014

SINDROM DISTRESS PERNAPASAN



Sindrom distres pernapasan (respiratory distress sydrome/RSD)
Pengertian:
Sindrom distres pernapasan adalah: perkembangan yang imatur pada sistem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru
Patofisiologi:
-          pada bayi dengan RSD, dimana adanya ketidak mampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka. RSD pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernapasan karena imaturnya dinding dada, parenchyma paru, dan imaturnya endotelium kapiler yang menyebabkan kolaps


Sindrom distres pernapasan (respiratory distress sydrome/RSD)
Pengertian:
Sindrom distres pernapasan adalah: perkembangan yang imatur pada sistem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru
Patofisiologi:
-          pada bayi dengan RSD, dimana adanya ketidak mampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka. RSD pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernapasan karena imaturnya dinding dada, parenchyma paru, dan imaturnya endotelium kapiler yang menyebabkan kolaps
paru pada akhir respirasi.
-          pada bayi dengan RSD disebabkan oleh menurunnya jumlah surfaktan atau perubahan kualitatif surfaktan, dengan demikian menimbulkan ketidak mampuan alveoli untuk ekspansi. Terjadi perubahan tekanan intra ekstra thoracic dan menurunnya pertukaran udara.
-          secara alamiah perbaikan mulai setelah 24-48 jam. sel yang rusak akan diganti. Membran hyaline berisi debris dari sel yang nekrosis yang tertangkap dalam proteinaceous filtate serum (saringan serum protein), dipagosit oleh magrofag. sel cuboidal menenpatkan pada alveolar yang rusak dan epitelium jalan napas, kemudian terjadi perkembangan sel kapiler baru pada alveoli. Sintesis surfaktan memulai lagi dan kemudian membantu perbaikan alveoli untuk pengembangan.

surfaktan menurun
Compliance (distensibilitas) paru
menurun surfaktan menurun

      Atelektasis
Usaha nafas meningkat                      Metabolisme anaerob
Menurunnya ventilasi                                  Asidosis
CO2 meningkat   
Tekanan darah arteri menurun            vasokonstriksi perifer dan pulmonal
Aliran darah paru menurun
Surfaktan menurun                               Tekanan arteri pulmonal meningkat       
Komplikasi
-          pneumothorax
-          pneumomediastinum
-          pulmonary interstitial dysplasia
-          bronchopulmonary dysplasia (BPD)
-          patent ductus arteriosus (PDA)
-          hipotensi
-          menurunnya pengeluaran urine
-          asidosis
-          hiponatremi
-          hipernatremi
-          hipokalemi
-          hipoglikemi    
-          disseminated intravasculer coagulation DIC)
-          kejang
-          intraventricular hemorrhage
-          retinopathy pada premarur
-          infeksi sekunder
Manifestasi klinik:
-          pernapasan cepat (tachypnea)
-          retraksi (tarikan)dada (suprasternal, substernal, intercostal)
-          pernapasan terlihat paradoks
-          cuping hidung
-          apnea
-          murmur
-          sianosis pusat
Pemeriksaan diagnostik:
-          foto rontgen
-          analisa gas darah
-          imatur lecithin/sphingomyolin (L/S)
Penatalaksanaan Terapeutik:
-          pewmberian oksigen
-          pertahankan nutrisi adekuat
-          pertahankan suhu lingkukngan netral
-          diit 60 kcal perhari (sesuai dengan protokol yang ada) dengan asam amino yamg mencukupi untuk mencegah katabolisme protein dan ketoasidosis endogenous
-          pertahankan PO2 dalam batas normal
-          intubasi bila perlu, dengan tekan ventilasi positif


Penatalaksanaan perawatan:
-          Identifikasi faktor risiko
-          kaji sitem pernafasan, tanda dan gejala RDS
-          kaji sistem kardiovasculer, adanya mur-mur
-          kaji sianosis, indikasi kegawatan hypoxia kaji hasil laboratorium
-          kaji endotraheal tube (selang intubasi trakea)
Diagnosa Keperawatan
1.      gangguan pertukaran gas b/d inmatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan sulfaktan
2.      tidak efektif bersihan jalan nafas b/d obstruksi atau pemasangan intubasi trkea yang kurang tepat dan adanya secret pada jalan nafas
3.      tidak efektif pola nafas b/d ketidak samaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya fentilator, dan posisi bantuan ventilator yang kurang tepat
4.      Risiko injury berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa: O2 dan CO2 barotrauma (perlukaan dinding mukosa) dari alat bantu napas
5.      Risiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan hospitalisasi sekunder dari situasi krisis pada bayi
6.      Risiko kurangnya volume cairan b/d hilangnya cairan yang tanpa disadari (insensible water loss)
7.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan menelan, motilitas gastrik menurun dan penyerapan
Perencanaan:
         1.         pertukaran gas adekuat yang ditandai dengan nilai analisa gas darah dan saturasi oksigen dalam batas normal
         2.         Kepatenan jalan nafas dapat dipertahankan yang ditandai dengan bunyi nafas kuat dan ada pergerakan dinding-dinding dada
         3.         Support ventilator tepat dan ada usaha bunyi untuk bernafas yang ditandai dengan analisa gas darah dalam batas normal
         4.         Bayi tidak mengalami ketidakseimbangan asam basa dan barotraumas
         5.         Orang tua bayi akan menerikma keadaan anaknya dan mua megidentifikasi perannya
         6.         Keseimbangan cairan dan eletrolit dapat dipertahankan
         7.         Kebutuhan intake nutrisi dapat dipertahankan
Implementasi:
1.      Mempertahankan pertukanran gas yang adekuat
-       Identifikasi bayi mungkin adanya risiko-risiko yang muncul
-       Monitor status pernafasan; distres pernafasan dan lapor kedokter bila terjadi keburukan kondisi pernafasan
-       Monitor analisa gas darah
-       Posisikan bayi dengan tepat agar ada upaya bernafas
-       Pernafasan suhu lingkungan netral
-       Menguranggi pegangan
-       Pemberian oksigen sesuai program

2.      Meningkatkan kebersihan jalan nafas
-       Kaji dada bayi apakah bunyi nafas bilateral dan adanya ekspansi selama inspirasi
-       Atur posis bayi untuk memudahkan drainage
-       Lakukan pengisapan lendir (suction)
-       Kaji kepatenan jalan nafas setiap jam
-       Kaji posis ketepatan alat ventilator setiap jam
-       Auskultasi kedua lapang paru

3.      Meningkatkan pola nafas efektif
-       Monitor serial analisa gas darah sesuai program
-       Mengunakan alat bantu nafas sesuai instruksi
-       Pantau ventilator setiap jam
-       Berikan lingkungan yang kondusif supaya bayi dapat tidur, gunakan sedative bila perlu sesuai program
-       Kaji adanya usaha bayi dalam bernafas

4.      Mencegah injury berhubungan dengan ketidak seimbangan asam-basa; O2 dan CO2
-       Evaluasi gas darah untuk melihat fungsi abnormal pernafasan
-       Monitor pulse oximetry
-       Monitor komplikasi
-       Pantau dan pertahankan ketepatan posisi alat bantu nafas atau ventilator

5.      Meningkatkan bonding orang tua
-       Jelaskan semua alat-alat (monitor, ETT/ventilator) pada orang tua
-       Ajarkan orang tua untuk selalu mengunjungu
-       Ajarkan orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi
-       Instruksikan pada ibu untuk memberikan ASI dan ajarkan cara merangsang pengeluaran ASI

6.      Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
-       Pertahankan cairan infus 60-100ml/kg/hari atau sesua protokol yang ada
-       Peningkatan pemberian cairan dapat dilihat dari hasil output urine, dan jumlah makanan enteral yang didapat
-       Monitor intake dan output
-       Momnitor juga output urene pada popok
-       Monitor jumlah caran infus yang masuk

7.      Meningkatkan kebutuhan status nutrisi
-            Pasang NGT untuk pemberian minum
-            Pastikan bahwa slang NGT masuk tepat pada lambung
-            Berikan makan atau minuman melalui NGT
-            Tinggikan kepala anak sedikit pada saat akan minum
-            Pemberian makanan/minuman pada anak secara perlahan-lahan
-            Pantau residual makanan atau minuman sebelum pemberian makanan
-            Tempatkan bayi dengan posisi miring ke kanan setelah pemberian minum selama satu jam
Perencanaan Pemulangan:
-          Berikan pengajaran perawatan bayi pada orang tua dengan disimulasikan
-          Kenalkan pada orang tua untuk mengidentifikasi tandan dan gejala distres pernafasan
-          Ajarkan pada orang tua bagaimana cara melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan disimulasikan bila perlu untuk perawatan di rumah
-          Jika bayi mengunakan monitor di rumah, ajarkan pada orang tua bagaimana mengatasi bila ada alarm
-          Jelaskan pada orang tua pentingnya sentuhan dan suara-suara nada sayang didengar oleh bayi
-          Tekankan pentingnya kontrol ulang dan deteksi koplikasi dari RDS

Tidak ada komentar: