Sindrom distres pernapasan (respiratory distress sydrome/RSD)
Pengertian:
Sindrom distres pernapasan adalah: perkembangan yang imatur
pada sistem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru
Patofisiologi:
-
pada
bayi dengan RSD, dimana adanya ketidak mampuan paru untuk mengembang dan
alveoli terbuka. RSD pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernapasan
karena imaturnya dinding dada, parenchyma paru, dan imaturnya endotelium
kapiler yang menyebabkan kolaps
Sindrom distres pernapasan (respiratory distress sydrome/RSD)
Pengertian:
Sindrom distres pernapasan adalah: perkembangan yang imatur
pada sistem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru
Patofisiologi:
-
pada
bayi dengan RSD, dimana adanya ketidak mampuan paru untuk mengembang dan
alveoli terbuka. RSD pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernapasan
karena imaturnya dinding dada, parenchyma paru, dan imaturnya endotelium
kapiler yang menyebabkan kolaps
paru pada akhir respirasi.
-
pada
bayi dengan RSD disebabkan oleh menurunnya jumlah surfaktan atau perubahan
kualitatif surfaktan, dengan demikian menimbulkan ketidak mampuan alveoli untuk
ekspansi. Terjadi perubahan tekanan intra ekstra thoracic dan menurunnya
pertukaran udara.
-
secara
alamiah perbaikan mulai setelah 24-48 jam. sel yang rusak akan diganti. Membran
hyaline berisi debris dari sel yang nekrosis yang tertangkap dalam
proteinaceous filtate serum (saringan serum protein), dipagosit oleh magrofag.
sel cuboidal menenpatkan pada alveolar yang rusak dan epitelium jalan napas,
kemudian terjadi perkembangan sel kapiler baru pada alveoli. Sintesis surfaktan
memulai lagi dan kemudian membantu perbaikan alveoli untuk pengembangan.
surfaktan menurun
Compliance (distensibilitas) paru
menurun surfaktan menurun
Atelektasis
Usaha nafas meningkat Metabolisme anaerob
Menurunnya ventilasi Asidosis
CO2 meningkat
Tekanan darah arteri
menurun vasokonstriksi perifer
dan pulmonal
Aliran darah paru menurun
Surfaktan menurun Tekanan arteri
pulmonal meningkat
Komplikasi
-
pneumothorax
-
pneumomediastinum
-
pulmonary
interstitial dysplasia
-
bronchopulmonary
dysplasia (BPD)
-
patent ductus
arteriosus (PDA)
-
hipotensi
-
menurunnya
pengeluaran urine
-
asidosis
-
hiponatremi
-
hipernatremi
-
hipokalemi
-
hipoglikemi
-
disseminated
intravasculer coagulation DIC)
-
kejang
-
intraventricular
hemorrhage
-
retinopathy pada
premarur
-
infeksi sekunder
Manifestasi
klinik:
-
pernapasan cepat
(tachypnea)
-
retraksi
(tarikan)dada (suprasternal, substernal, intercostal)
-
pernapasan
terlihat paradoks
-
cuping hidung
-
apnea
-
murmur
-
sianosis pusat
Pemeriksaan
diagnostik:
-
foto rontgen
-
analisa gas darah
-
imatur lecithin/sphingomyolin
(L/S)
Penatalaksanaan
Terapeutik:
-
pewmberian
oksigen
-
pertahankan
nutrisi adekuat
-
pertahankan suhu
lingkukngan netral
-
diit 60 kcal
perhari (sesuai dengan protokol yang ada) dengan asam amino yamg mencukupi
untuk mencegah katabolisme protein dan ketoasidosis endogenous
-
pertahankan PO2
dalam batas normal
-
intubasi bila
perlu, dengan tekan ventilasi positif
Penatalaksanaan
perawatan:
-
Identifikasi
faktor risiko
-
kaji sitem
pernafasan, tanda dan gejala RDS
-
kaji sistem
kardiovasculer, adanya mur-mur
-
kaji sianosis,
indikasi kegawatan hypoxia kaji hasil laboratorium
-
kaji endotraheal
tube (selang intubasi trakea)
Diagnosa
Keperawatan
1.
gangguan
pertukaran gas b/d inmatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan
sulfaktan
2.
tidak efektif bersihan
jalan nafas b/d obstruksi atau pemasangan intubasi trkea yang kurang tepat dan
adanya secret pada jalan nafas
3.
tidak efektif
pola nafas b/d ketidak samaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya
fentilator, dan posisi bantuan ventilator yang kurang tepat
4.
Risiko injury
berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa: O2 dan CO2 barotrauma
(perlukaan dinding mukosa) dari alat bantu napas
5.
Risiko perubahan
peran orang tua berhubungan dengan hospitalisasi sekunder dari situasi krisis
pada bayi
6.
Risiko kurangnya
volume cairan b/d hilangnya cairan yang tanpa disadari (insensible water loss)
7.
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan menelan, motilitas gastrik
menurun dan penyerapan
Perencanaan:
1.
pertukaran gas
adekuat yang ditandai dengan nilai analisa gas darah dan saturasi oksigen dalam
batas normal
2.
Kepatenan jalan
nafas dapat dipertahankan yang ditandai dengan bunyi nafas kuat dan ada
pergerakan dinding-dinding dada
3.
Support
ventilator tepat dan ada usaha bunyi untuk bernafas yang ditandai dengan
analisa gas darah dalam batas normal
4.
Bayi tidak
mengalami ketidakseimbangan asam basa dan barotraumas
5.
Orang tua bayi
akan menerikma keadaan anaknya dan mua megidentifikasi perannya
6.
Keseimbangan
cairan dan eletrolit dapat dipertahankan
7.
Kebutuhan intake
nutrisi dapat dipertahankan
Implementasi:
1.
Mempertahankan
pertukanran gas yang adekuat
- Identifikasi bayi mungkin adanya risiko-risiko yang
muncul
- Monitor status pernafasan; distres pernafasan dan
lapor kedokter bila terjadi keburukan kondisi pernafasan
- Monitor analisa gas darah
- Posisikan bayi dengan tepat agar ada upaya bernafas
- Pernafasan suhu lingkungan netral
- Menguranggi pegangan
- Pemberian oksigen sesuai program
2.
Meningkatkan
kebersihan jalan nafas
- Kaji dada bayi apakah bunyi nafas bilateral dan adanya
ekspansi selama inspirasi
- Atur posis bayi untuk memudahkan drainage
- Lakukan pengisapan lendir (suction)
- Kaji kepatenan jalan nafas setiap jam
- Kaji posis ketepatan alat ventilator setiap jam
- Auskultasi kedua lapang paru
3.
Meningkatkan pola
nafas efektif
- Monitor serial analisa gas darah sesuai program
- Mengunakan alat bantu nafas sesuai instruksi
- Pantau ventilator setiap jam
- Berikan lingkungan yang kondusif supaya bayi dapat
tidur, gunakan sedative bila perlu sesuai program
- Kaji adanya usaha bayi dalam bernafas
4.
Mencegah injury
berhubungan dengan ketidak seimbangan asam-basa; O2 dan CO2
- Evaluasi gas darah untuk melihat fungsi abnormal
pernafasan
- Monitor pulse oximetry
- Monitor komplikasi
- Pantau dan pertahankan ketepatan posisi alat bantu
nafas atau ventilator
5.
Meningkatkan
bonding orang tua
- Jelaskan semua alat-alat (monitor, ETT/ventilator)
pada orang tua
- Ajarkan orang tua untuk selalu mengunjungu
- Ajarkan orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan
bayi
- Instruksikan pada ibu untuk memberikan ASI dan ajarkan
cara merangsang pengeluaran ASI
6.
Mencegah
terjadinya kekurangan volume cairan
- Pertahankan cairan infus 60-100ml/kg/hari atau sesua
protokol yang ada
- Peningkatan pemberian cairan dapat dilihat dari hasil
output urine, dan jumlah makanan enteral yang didapat
- Monitor intake dan output
- Momnitor juga output urene pada popok
- Monitor jumlah caran infus yang masuk
7.
Meningkatkan
kebutuhan status nutrisi
-
Pasang NGT untuk
pemberian minum
-
Pastikan bahwa
slang NGT masuk tepat pada lambung
-
Berikan makan
atau minuman melalui NGT
-
Tinggikan kepala
anak sedikit pada saat akan minum
-
Pemberian
makanan/minuman pada anak secara perlahan-lahan
-
Pantau residual
makanan atau minuman sebelum pemberian makanan
-
Tempatkan bayi
dengan posisi miring ke kanan setelah pemberian minum selama satu jam
Perencanaan
Pemulangan:
-
Berikan
pengajaran perawatan bayi pada orang tua dengan disimulasikan
-
Kenalkan pada
orang tua untuk mengidentifikasi tandan dan gejala distres pernafasan
-
Ajarkan pada
orang tua bagaimana cara melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan
disimulasikan bila perlu untuk perawatan di rumah
-
Jika bayi
mengunakan monitor di rumah, ajarkan pada orang tua bagaimana mengatasi bila
ada alarm
-
Jelaskan pada
orang tua pentingnya sentuhan dan suara-suara nada sayang didengar oleh bayi
-
Tekankan
pentingnya kontrol ulang dan deteksi koplikasi dari RDS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar